Senin, 23 Maret 2015

Gowes Bedengan, Dau kab. Malang


Hari sabtu yang cerah dikota malang. setelah diguyur hujan 2 hari lamanya bro. Inilah saatnya gowes memeras keringat :D
pagi cerah
Gowes kali ini bisa dibilang solo riding. Beberapa teman-teman pacific biker masih sibuk dengan aktifitasnya yang lain. Well, daripada nggak kemana-mana. Mending pilih mancal, dan rute yang ingin ditaklukkan adalah. Yak, wana wisata Bedengan.

Tempat tujuan gowes dikenal juga sebagai tempat kamping, outbound, dan rekreasi alam. Berada di kawasan sejuk perbukitan kabupaten Malang tepatnya di daerah dau. Rute menuju tempat ini banyak sekali, tergantung stamina dan kemampuan fisik tentunya. Dari arah Selatan bisa melalui daerah Pandang Landung, tau via Ds. Kalisongo karangtengah yang lebih dekat dari rumah.

Tapi ups, dapet bbm dari teman mancal grup sebelah mau ikutan nanjak. Okelah, rute berubah biar titik kumpul tidak terlalu jauh buat rekan mancal ini :D Titik kumpul di gerbang UB, mengingat rute akan ditempuh dari merjosari, joyogrand dan terusss menanjak. Belum juga berangkat, rasanya udah awang-awangen (baca: ragu).
here is our senior, Mr. Fai :D
Saya sampai di titik kumpul jam 06.36, sedikit ngos-ngosan dan ternyata masih harus menunggu sang mancal-mate :p Tidak lama aktornya tiba, jeng jeng! sebut saja mawar Pak Fai. Penunggang **m cycle biru yang keren. Jangan lihat luarnya. Penampilan ini cuma kamuflase bro. Ngapusi pol! Lha wong tanjakan Coban Glotak dilibas pak fai tanpa mode MTB (mari tuntun bersama) wkwkwkwkwk. Nggak bisa dianggap remeh bapak yang satu ini. skip skip.

Perjalanan dimulai. Meluncur ke arah merjosari menyusuri jl. sigura-gura. Sempat macet disekitaran pasar, namanya juga pasar broo sabar deh. Belok kiri lurus, turunan pertama jadi menu pembuka. Eit jangan senang dulu, Itu di depan udah tanjakan tiada tara, biyuhh. Segera pencet shifter untuk menyesuaikan dengan ritme dengkul. Nggak sempet ambil gambar, boro - boro, mancal aja dah.

Beberapa menit memancal Pak Fai tertinggal. Ayas ngacir di depan. Namun penyakit tanjakan mulai menyerang. Nafas tersengal, tenggorokan tercekat. Haus! Break. nafas udah senen kemis rasanya, kalo dilanjut bisa-bisa nggak ketemu hari jumat, eh? Berhenti di pinggir jalan buat atur nafas. Wah edan, makin berkunang kunang. Minum mana minum! Ah...lega. Ngaso dulu sambil nunggu Pak fai. Heran, Pak fai nggak keliatan capek blass. Okelah, perjalanan masih panjang mari kita lanjut.

dengkul senior emang nggak bisa bohong
Sesi kedua lebih santai, tanjakan lebih landai namun paaaaannjang. Nggak keliatan ujungnya. Sesekali melihat ke kanan kiri cari pemandangan. Apalagi kalo bukan cewek bening hehe. Lupakan, nggak ada cewek bening. cuma beberapa cabe - cabean boncengan berjamaah ngebut dari atas dan itu bukan selera saya :p Pak Fai berada di depan, ritme kayuhannya tetap, konstan. Mungkin ini rahasianya. Tapi jujur, mempertahankan ritme sampai puncak itu sulit bro. Buat dengkul saya sang belum sempet upgrade, itu sangat menyiksa. mau gimana lagi, berburu di Olshop gak da yang jual dengkul sih, wakakakakakak.

Dua, tiga tanjakan landai terlewati. Mulai menemukan ritme sambil sesekali pencet shifter. Tanjakan tajam lagi pancal lagi. Begitu seterusnya sampai perjalanan terhenti dipesimpangan yang sebenarnya bermuara ke jalan yang sama. Pak fai memilih rute alternatif ketimbang lewat aspal. Lumayan nggak terlalu nanjak soalnya lewat gang kampung. Penderitaan belum berakhir bro, jalan gang tadi cuma setetes gerimis dikala kemarau. keluar dari gang kita nanjak lagi. kali ini lebih edan karena tanjakan lebih tajam dari sebelumnya walaupun nggak terlalu panjang.



Nggak begitu lama mulai berpapasan dengan penggowes yang sudah turun gunung disebrang jalan. Tebar senyum dan tringggg! ya inilah tanda keakraban kami. Sesama pemancal, penggowes apapun sepedanya adalah teman :D Tak terasa kami tiba diperbatasan kota malang masuk daerah Dau. skip skip tibalah kami di tugu, begitu para pemancal menyebutnya. Wah leghaa... kesabaran pasti berbuah asem, kecut, keringat bercucuran dan dengkul mengap - mengap. Oh iya jangan lupakan derita 'boyok' bagian tubuh di bawah punggung ini nyeri banget rasanya. break sesi 2 menyandarkan punggung ke tembok rumah penduduk. Menenggak air sambil foto - foto. Eh ketemu lagi sama rombongan gowesser yang entah dari mana. Sepeda mahal semua men, uhuk nyesek dikit. Ah sudahlah, mari kita kemon.

Mancal nanjak berlanjut Lurus ke barat. Ikuti komando senior Pak Fai yang belakangan ngaku kalo sama - sama belum pernah ke bedengan. Lha pak? kok? ya tenang, gps pake cara tanya warga sekitar saja katanya. Oh anda bijak sekali kisanak, nggak kalah sama cak lontong pak Mario. Beberapa menit dari tugu sampai juga di gerbang yang tulisannya Desa wisata Selorejo. Gapuranya keren men. Dipertigaan ini kalau ingin ke P-WEC / Petungsewu Wildlife Education Center tinggal pilih jalan arah kiri sementara kami pilih lurus keatas! yosh. Ada satu tanjakan yang menurut pak fai mirip tanjakan di coban glotak. Curam sekali, sampai stang sepeda ngangkat lho. Hindari mengayuh dengan berdiri, dijamin tenagamu habis tak bersisa. Dan tanjakan ini dilalui dengan predikat cumlaude welldone kata chef marinka.2

nggak niat narsis, Mr Fai memaksa :P

Jalan menuju Wana Wisata Bedengan bisa melalui jalur atas atau ambil jalur kiri dengan tantangannya masing  masing. jalur kiri diawali dengan aspal yang kemudian berakhir berganti jalan makadam berbatu. Senang rasanya dapat jalan turunan. Dengkul ini sudah menjerit minta rehat. Tak disangka tak dinyana, ckckckckck. Dibalik turunan pasti ada tanjakan, asem, Saya pun melet - melet baca mantra, pak Fai cuma meringis nggak komentar apa apa. Untuk tenaga yang barusan terkuras sebegitu banyak track cukup sulit. Aspalnya nggak mulus kayak artis ditipi Mending jangan dipaksa deh, toh sepeda dituntun nggak haram kok :p dikiri kanan adalah kebun jeruk. Sejuk sekali, pemandangan yang nggak seperti di kota Malang deh.


ini indah bangettttt

Perjuangan melewati kebun jeruk masih berlanjut. Naik, turun dikit. naik lagi... ugh... kapan nyampe ini pakk.. Tinggal dikit, kata pak FFai. tadi katanya belum pernah kesini pak? -_- Jalan batu, tanjakan, tanah basah unpancalable, tikungan tajam dan blam! gapura bedengan bro! we are close enough! tapi sek pak, saya melambaikan tangan ke kamera yang kemudian terabadikan. Ayo, kurang dikit, rugi break disini ujar pak Fai. Okeh lanjoottt. Pake helm panas men. lepas aja (jangan ditiru). skip. Sampailah di gerbang wana wisata bedengan. Ada pos loket masuk tapi nggak ada penjaganya. Foto bentar langsung nyelonong masuk aja deh.


Di turunan tanah Pak Fai hampir njungkel hehe, nggak biasa downhill kayaknya. Wah ketemu air rasanya adem. Maksud hati pengen nyemplung juga tapi nggak deh. mau cari bahan bakar buat perut. clingak clinguk bentar cari warung, terpantau di sebrang sana semoga ada minuman dingin dan sepincuk nasi pecel atau nasi empog. Sayang sekali sodara, hanya jeruk peras dan gorengan yang tersedia. ya sudahlah, daripada makan mie instan. Nggak sehat juga toh.

Perjalanan kami terbayarkan tunai disini. Nggak rugi jerih payah kami. Bedengan juos pokoknya. Menikmati jeruk peras asli di warung bambu di kelilingi hutan pinus itu sensasinya wah... ajib banget. Sembari melepas lelah, menenggak minuman segar. Nggak lama berselang beberapa pemancal menyusul. Weleh, bapak - bapak semua, edannn. Fisiknya oke smua nih. Waktu menunjukkan jam 9 kurang dikit waktu sampai di bedengan.


Dirasa cukup istirahat waktunya pulang, keburu makin panas. Sengaja nggak lewat jalur awal kami lebih memilih jalur atas. Lagi asik menikmati jalur offroad ketemu beberapa abg dan mahasiswa. Mau nge-camp mungkin. Nggak sempat jepret foto apalagi minta pin bbm wkwkwkwkwk. padahal ada yang manis lho hehe. Sumpah deh bonus dari tanjakan adalah pulangnya turunan! kaki bebas, dengkul dan punggung merdeka! yuhu!

Perjalanan pulang berlangsung cepat saja. Tiba di tugu pak fai ambil jalur turun sementara saya belok kanan. And this journey ends. what a nice trip.
Sampai jumpa di menu gowes selanjutnya :D

salam dari Pacific Biker Malang.




 



Unknown Community Web

Media silaturahim antar pesepeda se-Indonesia. Berbagi kesan dan pengalaman dengan sepeda. Salam Gowes :) .

Rabu, 11 Maret 2015

Kopdar Perdana, Track Kali Bango


Perjalanan menuju tkp kopdar pertama ini disambut mendung dan gerimis. Lokasi tikum disepakati di balai Kota Malang, pas ditengah - tengah atas usul dedengkot pacific biker yang lain. Sampai di balai kota sudah standby mas Anshary dan bro Ikhsan.

Titik kumpul
Ternyata benar, cuaca yang dingin bikin galau yg berniat datang hehe. Tinggal mas Theo nih belum muncul juga sampai jam 6.30 WIbM ( waktu indonesia bagian Malang). Kemana nih orang, masa iya ilang? Katanya sih udah keliling tugu sampai 3x. Apa iya kecanthol penunggu sini? ah sudah sudah. Setelah ditunggu sampai 6.40 dan karena hujan semakin deras, diputuskan dengan berat hati (halah) mas Theo ditinggal. sori lho mas theo, we'll miss you hehe.

Kayuhan pedal diarahkan kearah jl. Ijen nurut aja apa kata sutradara rute. Sekalian cuci mata di Car free day. CFD pagi itu lengang, nggak seperti biasanya. Mungkin pengaruh hujan. Tapi ya namanya CFD, tidak melunturkan kecantikan para pengunjungnya :D cihuy. Muter - muter sebentar, clingak clinguk kok nggak ada yang pakai pacific nih? Niatnya mau bagi bagi stiker, sukur2 mau ikut cobain track kali bango. skip skip >>


Track kali bango berada di bawah jembatan dam kalisari. Lurus saja dari petigaan PDAM blimbing belok kanan, sampai di jembatan mlipir ke kanan. Penemunya adalah mas Anshary, ngakunya begitu. Merupakan single track dimana kanan kiri jalur ini ya... kali yang jadi jalur buangan dari dam kalisari.
 narsis bentar sebelum me-lumpur
Mas Anshari bertugas sebagai pemandu sekaligus seksi dokumentasi. Langsung melesat kedepan buat jepret - jepret. Rombongan gowes santai, karena sebagian belum terbiasa dengan jalur tanah. Ditambah hujan kemarin malam, lengkaplah track tanah basah kali ini.
 

Licin, dengan rumput yang lumayan tinggi. Agak sulit memang, mengingat ngeri juga dikanan kiri jalan setapak ini jalur sungai. Perlu hati - hati kalau tidak mau pulang basah kuyup :p . Belum jauh gowes rintangan sudah terlihat. Jembatan bambu. Saya sih mending nuntun, ban kecil gini rawan terplosok. Mas Theo yang tiba belakangan pun rela nge-gendong sepedanya. Wakakakakakak.


single track, ini sih ecessss
Rupanya bro ikhsan nggak setuju, jembatan bambu pun diterjang. Juos. hasilnya? hampir nyusep ke pohon bambu wkwkwkwkwkwk. Perjalanan dilanjut gan! menyusuri kali bango seperti berada di dunia lain. Dikanan kiri ditumbuhi pohon bambu, semak belukar. Wah serem juga kalo ujug-ujug keluar mahhluk astral dari arah sono. Beberapa menit mengayuh ketemu segeromolan anjing (kali ini hewan beneran gan, bukan umpatan) yang mendadak bikin nyali jadi ciut :( Tapi santai, ada pawangnya. Sang majikan ada disana, sedikit menyapa monggo... dan kami bisa lewat dengan santai. asekk.
nekat sih, hampir nyusruk wkwkwkwkwk
Sutradara rute emang jos, nggak bilang kalo ada spot keren. Jembatan beton bro, lebarnya nggak lebih dr setengah meter! Mana serem gitu pas genjot pedal :( Amit amit nyemplung disini. Bismillah aja deh, kami melewatinya dengan sukses. Saya malah sempet melet - melet huahaha.  Ngeri-ngeri tapi sedap ini, Lanjut.
sutradara rute merangkap seksi dokumentasi :D
Dari obstacle jembatan setapak kami team ambil jalur kanan. awalnya normal aja. Bisa gowes santai. semakin jauh makin rimbun. Pepohonan bambu membuat suasana makin gelap. Daun bambu yang bertebaran di tanah jadi licin dibasahi air hujan. Sesekali ketemu hewan yg buru - buru nyemplung ke kali. walah, apa kami seserem itu? Biasanya manusia yg histeris kalo ketemu hewan ginian :D

Perjalanan kami berlalu dengan santai saja. Hanya butuh berhati - hati biar nggak terpeleset. Belum lagi kalo ada pohon tumbang. Kudu saling bantu mengangkat sepeda.  Ditengah jalan mas Anshary bilang kalo dulu sering jajal track ini. tapi semenjak tragedi ban bocor kena duri bambu jadi males katany. lha? trus kalo ban ada yg bocor gmn ini? wong nggak bawa ban cadangan je... ah sudahlah, terus mengayuh bro!. Next time kudu lebih prepare

single track yang asoy..
 Tak terasa track kalibango mulai ketemu ujung akhirnya. Dimana mulai banyak rumah penduduk di kanan kiri bantaran kali. Dimana track berakhir? disaat warga bilang 'mas itu jalan buntu' wkwkwkkwkwkk, siap! Kami balik kanan cari jalan naik berujung jalan aspal. Alhamdulillah. sampai dengan sukses ke peradaban manusia wahahahahaha. Sempat denger celetukan mas Theo ngajak show off ke CFD. weleh, sepeda buluk habis menghajar track tanah dan lumpur gini apa kata para cewek? :D Ya sudah nggak jadi. Diputuskan menuju tikum awal, balai kota. Disana ketemu saudara se-pancal-an. Biker fixie, para penghuni aspal. Salaman bentar, foto2. Kemudian satu persatu team membubarkan diri. Luwe rek :D
cintai alam, nikmati dan jagalah
Kopdar perdana berjalan sukses dan seru! Semoga kopdar selanjutnya lebih ajib, dan lebih banyak yang berpartisipasi. Salam gowes dari team Pacific Biker Malang.
 
Salam satu jiwa! (ardi)


 foto - foto selengkapnya



 
Unknown Community Web

Media silaturahim antar pesepeda se-Indonesia. Berbagi kesan dan pengalaman dengan sepeda. Salam Gowes :) .