Yak perjalanan kami lanjutkan!
Kali ini menuju jalur makadam offroad tanah yang dihiasi bebatuan dan kubangan sisa air hujan. Diawali dengan track bebatuan. Memancal (istilah macam apa ini :p ), dijalur bebatuan tentu tidak sama dengan aspal mulus. Hambatan bertambah, seting gear depan belakang diposisi 1 x 1 pun masih cukup berat untuk digowes. Meskipun begitu pemandangan disepanjang jalur offroad Gunung Mujur kali ini sangat kece sodara sodara. Mata dimanjakan dengan rimbunnya semak belukan dan tinggi pepohonan. Tetumbuhan pakis menghijau dibanyak tempat.
Jalur pembuka |
Seger :D |
gimana? hajar? :v |
Awal keseruan mulai muncul. Kubangan berlumpur bekas dihajar kendaraan bermotor. Wagh gawat. Dengan ban bawaan pacific yang cuma ukuran 2.00 plus kembangan kecil jadi minder juga. Untunglah bisa lewat pinggir jalan yang tanahnya masih lebih empuk. Nggak lucu juga kalo nekat menghajar ditengah, bisa - bisa makjleb dan bruk jatuh ke lumpur hahaha.
panorama |
foto bareng dulu biar nggak dikata hoax |
Wisata religius |
Sensasi melibas genangan air dan lumpur menggiring perjalanan ke point istirahat berikutnya. Ditengah jalur terdapat spot wisata religus berupa makam sesepuh yang dikeramatkan penduduk sekitar. Konon pada hari tertentu pengunjung tempat ini semakin banyak dan sepertinya pemerintah setempat mulai melirik untuk dijadikan salah satu tujuan wisata di Gunung Mujur ini. Sowan ke makam kami skip, lebih tergoda nyruput kopi dan makan gorengan diwarung sebelah sih :D
Ngopi dulu |
Wah.., jangan samakan ngopi dicafe dengan ngopi dialam bebas. Beuh, enakan disini bro. Udara sejuk diiringi suara gareng sembari nyeruput kopi hitam. Nikmatnya juos gandozz! Diwarung satu-satunya yang kami temukan menunya simple saja. Aneka gorengan dan aneka kopi mulai kopi tubruk sampai kopi sachet. Harganya murah poll Rp. 3500 saja untuk kopinya. Puas beristiharat gowes dilanjut menyusuri sisi jalan selanjutnya.
Jembatan ini katanya sih ada legendanya |
Pada track hutan pinus jalanan makadam mulai menunjukkan tanda bonus. Maksudnya turunan makadam berbatu gede - gede dan tajam. :D Saking asiknya ketemu turunan joko dan saya langsung pecicilan digaris depan tanpa masalah. Mas federalis agak kesulitan selain karena sepedanya belum pakai fork suspensi dan masalah ukuran ban serta rem sehingga memperlambat lajunya. Pak Fai pun begitu, adem, ayem, gowes santai meskipun ketemu turunan.
Semakin kebawah batuan makadam semakin ekstrim. Ukurannya semakin besar dan banyak yang terlepas dari tanah. hati - hati diarea ini. Anda nggak mau nyusruk kebebatuan tajam kan? Kondisi rem dan kontrol rem mutlak harus dikuasai. Minimal pakai protektorlah. Sarung tangan biar nggak terlalu kesemutan kala menghajar bebatuan. Helm jangan sampai absen karena keselamatan kepala itu penting.
Hutan Pinus |
Sampai disatu sudut jalanpun bercabang. Sisi kanan jalan tanah. Sedangkan sisi kiri jalan berbatu. Agaknya jalan tanah lebih menggoda. Joko sudah duluan didepan memilih jalur ini. Satu dua lubang berhasil dilalui dengan sukses. Sempat berhenti beberapa kali karena hampir nyusruk. Sambil menoleh kebelakang menunggu pak Fai dan mas federalis. Begitu mereka terlihat sebagai titik kecil diujung sana sepeda meluncur kembali.
Track kiri dan kanan |
Kali ini lebih gila, sudut turunan makin miring. satu dua halangan berhasil dilewati. Sempat melirik lubang ditengah yang cukup dalam, sebisa mungkin dihindari saja. Naas, memang apes. Pada lubang kesekian roda depan tergelincir masuk lubang. Panic braking tidak berfungsi. Ukuran ban bawaan sepeda yang kecil memaksa sepeda meluncur tak terkendali dan.. BRUK!!! sorrrrrr. Yak itu saya barusan nyusruk terpelanting akrobat lepas dari sepeda.
Hasil kurang hati - hati |
Tidak ada yang menolong. Jarak dengan joko didepan sudah jauh. Rombongan dibelakangpun belum kelihatan. Bangun - bangun sendiri deh. Cek kondisi sepeda masih mungkin untuk digelincirkan. Namun kejadian berulang. Setang sepeda ternyata dol dari jepitan stem akibat jatuh sebelumnya. Dan ketika menarik tuas rem setang tiba tiba njekluk kedepan berikut saya ikutan akrobat lagi. Halah, apes bener. Kali ini Joko sempat mendengar
Melipir dulu, cek kondisi sepeda. Stem bengkok dan setang dol juga, wah tepok jidat. Tak lama Pak fai dan mas federal tiba. Sembari benerin stang stem pak Fai hampir terjungkal juga tadi. Untungnya masih bisa terkendali. Next time kudu lebih hati - hati.
Sepeda beres, gowes dilanjut. Matahari sudah diubun-ubun, pengen cepet pulang. Track tanah berakhir perjalanan disambut aspal mulus pedesaan. Makin bikin seger. Nggak terlalu capek pulangnya hehehe.
Perjalanan pulang diwarnai adegan ban bocor sepeda Joko sampai 3x. jian rekor tenan! musti wajib dikasi payung cantik atau gelas beling ini. Ini sih hasilnya pecicilan wkwkwkwk.
Jalan turunan tembus ke Tumapel Singosari. Sempat mampir ke rumah pak Kepala Suku GR namun harus kecewa karena pak KepSuk lagi camping sekeluarga. Mampir juga ke tempat kerja juragan weci sam pier walau nggak disambut dengan weci hangat tapi diganti dengan segelas besar kopi hitam
Sekitar jam 13.30 rombongan meluncur pulang melalui Arjosari yang padat merayap karena weekend. Pak fai pamit duluan, sedangkan kami bertiga terus ke selatan dimana mendung hitam menunggu membasahi tubuh yang kecut berkeringat :D
Sekian. sampai jumpa ditrip berikutnya.
Galery foto :
Hutan pinus |
Tragedi ban bocor |